Dividen

Daftar Lengkap Emiten Bagikan Dividen Tunai Januari 2026

Daftar Lengkap Emiten Bagikan Dividen Tunai Januari 2026
Daftar Lengkap Emiten Bagikan Dividen Tunai Januari 2026

JAKARATA - Pasar saham Indonesia dibuka dengan kabar positif untuk investor awal tahun. 

Sejumlah emiten di Bursa Efek Indonesia (BEI) bersiap membagikan dividen tunai interim pada Januari 2026. Langkah ini menjadi indikator kinerja keuangan yang solid sepanjang 2025 serta daya tarik investasi bagi pemegang saham.

Pembagian dividen berasal dari beragam sektor, mulai pertambangan, perbankan, jasa kepelabuhanan, perhotelan, hingga industri baja. Jadwal cum dividen hingga pembayaran dividen sebagian besar jatuh pada akhir Desember 2025 hingga awal Januari 2026, sehingga investor perlu mencermati tanggal pencatatan.

Informasi ini penting karena hak dividen bergantung pada kepemilikan saham hingga tanggal pencatatan atau recording date. Investor yang ingin memperoleh keuntungan tunai harus memastikan kepemilikan saham tercatat tepat waktu.

Perbankan Menjadi Pemain Utama Dividen Awal Tahun

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) menargetkan pembagian dividen interim sebesar Rp 20,63 triliun atau Rp 137 per saham. Keputusan itu disepakati Direksi dan Dewan Komisaris pada 15 Desember 2025. Dividen akan dibayarkan pada 15 Januari 2026 bagi pemegang saham yang tercatat pada DPS 2 Januari 2026 pukul 16.00 WIB.

Begitu pula PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) menetapkan dividen interim Rp 100 per saham atau setara Rp 9,3 triliun. Recording date BMRI jatuh pada 7 Januari 2026 pukul 16.00 WIB, sedangkan pembayaran dilakukan 14 Januari 2026. Cum dividen pasar reguler dan negosiasi BMRI dimulai 5 Januari, ex dividen 6 Januari.

Keputusan ini menunjukkan sektor perbankan tetap menjadi andalan bagi investor yang mencari aliran kas tunai. Perbankan mampu memberikan dividen besar karena profitabilitas tinggi sepanjang 2025. Investor yang tepat waktu memegang saham bisa menikmati cuan awal tahun.

Emiten Non-Perbankan Tunjukkan Kinerja Solid

Sektor pertambangan juga ikut membagi dividen, seperti PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO) dengan total dividen tunai interim USD 250 juta. Pemegang saham tercatat pada 2 Januari 2026 pukul 16.00 WIB, dengan pembayaran dijadwalkan 15 Januari 2026. Cum dividen pasar reguler dan negosiasi dimulai 29 Desember 2025.

Baramulti Suksessarana Tbk (BSSR) menetapkan dividen USD 20 juta, atau Rp 127,41 per saham, berdasarkan data keuangan hingga 30 September 2025. Pembayaran dividen BSSR dijadwalkan 15 Januari 2026. Di sektor perhotelan, PT Eastparc Hotel Tbk (EAST) akan membagikan dividen Rp 23,11 miliar atau Rp 5,6 per saham dengan pembayaran 22 Januari 2026.

Begitu juga emiten jasa kepelabuhanan PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IPCM) dan perusahaan kesehatan PT Soho Global Health Tbk (SOHO) yang menargetkan dividen bagi pemegang saham pada awal Januari 2026. Hal ini menegaskan bahwa sektor non-perbankan juga tetap solid dan mampu memberikan imbal hasil kepada investor.

Investor Perlu Memperhatikan Tanggal Penting

Penentuan hak dividen sangat bergantung pada DPS dan tanggal ex-dividen. Misalnya, recording date SOHO ditetapkan 8 Januari 2026 pukul 16.00 WIB dengan pembayaran dividen 22 Januari 2026. Begitu juga Gunawan Dianjaya Steel Tbk (GDST) mencatat recording date 9 Januari 2026, pembayaran paling lambat 23 Januari 2026.

Investor harus menyesuaikan jadwal pembelian saham agar tidak melewatkan hak dividen. Cum dividen pasar reguler, pasar tunai, dan ex dividen merupakan tanggal penting yang perlu dicermati. Dengan kepatuhan terhadap tanggal ini, investor dapat meraih dividen tunai secara optimal.

Dengan jadwal cum dividen yang sebagian besar jatuh di akhir Desember 2025 hingga awal Januari 2026, strategi investasi awal tahun menjadi penting. Investor yang cermat dapat memanfaatkan momentum ini untuk mendapatkan cuan dari dividen, terutama dari emiten besar seperti BBRI, BMRI, ADRO, dan SOHO.

Dividen Sebagai Indikator Kinerja dan Daya Tarik Saham

Pembagian dividen juga mencerminkan kinerja keuangan emiten sepanjang 2025. Dividen yang dibagikan menunjukkan laba bersih yang mampu dialokasikan untuk pemegang saham. Hal ini menjadi indikator positif untuk penilaian investor, selain potensi capital gain dari pergerakan harga saham.

Selain itu, dividen menjadi alat untuk menjaga minat investor terhadap saham tertentu di tengah dinamika pasar. Dengan aliran kas tunai dari dividen, investor memiliki insentif untuk mempertahankan saham atau menambah posisi awal tahun.

Dengan strategi ini, perusahaan memperkuat posisi mereka di pasar modal. Investor mendapatkan keuntungan ganda: potensi kenaikan harga saham sekaligus aliran dividen tunai. Momentum ini membuat awal 2026 menjadi periode strategis untuk investasi di saham yang membagikan dividen.

Secara keseluruhan, delapan emiten lintas sektor ini menunjukkan bahwa pasar modal Indonesia tetap menjanjikan. Dividen tunai interim pada awal tahun 2026 menandai kinerja keuangan yang solid, menjaga daya tarik saham, dan memberikan peluang cuan bagi investor yang cermat.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index